Nasional, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan saat ini ada testimoni di kalangan masyarakat bahwa penegakan hukum masih tebang pilih.

BACA:
Rumah SBY Digrudug Massa Demonstran
Massa yang Geruduk Rumah SBY Kiriman Istana?

Rakyat, kata SBY, merasa bahwa saat ini penegak hukum sangat semangat memproses kasus ujaran kebencian ataupun perbuatan yang tidak menyenangkan penguasa. "Sebaliknya, bila yang mencari keadilan di luar kekuasaan jalan yang dilalui tidak mudah," kata dia dalam pidatonya di acara Dies Natalis ke-15 Partai Demokrat di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Selasa, 7 Februari 2017.

Menurut dia, banyak proses hukum kasus-kasus besar yang saat ini mengendap. Tapi, kasus-kasus yang kecil justru menjadi prioritas. SBY pun menyinggung dugaan penyadapan yang menimpa dirinya. "Saya melihat respon penegak hukum yang datar saat terjadi indikasi penyadapan yang bermuatan politik," tuturnya.

Ia mengingatkan hukum harus jadi panglima di Indonesia. "Bukan politik apalagi kekuasaan,"

SBY berujar, rakyat mengetahui dan merasakan bahwa ada intervensi penegakan hukum dari pihak-pihak yang tidak berhak. "Di era keterbukaan, cerita di balik layar sudah jadi rahasia umum," ujarnya.
Baca:
Merasa Disadap, SBY Minta Pendukung Bersabar 
SBY: Penyadapan Bisa Bikin Kalah Calon dalam Pemilu


Mantan Presiden Indonesia keenam ini berpendapat sebagian rakyat takut dan diam untuk bersuara di depan publik terkait masalah ini. Tapi, kata dia, pada dasarnya rakyat tetap mengetahui apa yang terjadi.

SBY pun meminta pemerintah tidak menggunakan cara pandang yang menganggap rakyat lemah. Padahal, bila rakyat bersatu, maka akan menjelma menjadi kekuatan besar. "Cara pandang ini berbahaya," katanya.
AHMAD FAIZ